Archives

1

Usrah : Sebuah keterpaksaan

Insoft Saturday, November 13, 2010

Dodi : Cuy, aye mau nanya. Apa ayat pertama turun ke Nabi Muhammad?

Andi : Ah, gampang bangat soalan loe.

Dodi : Apa coba?

Andi : Alah, surah iqra ayat 1-5.

Dodi : Wah, pinter bangat loe.

Andi : Ya iyalah, mentoring.

Dodi : Mantap!


* * * * *


Tanggal 10 ogos 610M yang lalu, disebuah gua di pinggir kota Mekah, seorang manusia agung dipegang dan dirangkul hingga sulit mengatur nafasnya.

Jibril : Bacalah!!

Muhammad : Aku tidak tahu membaca!!

Jibril : Bacalah!!

Muhammad : Aku tidak tahu membaca!!

Jibril :

Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang menciptakan, Dia yang telah menciptakan manusia dari segummpal darah. Bacalah, dan rabbmulah yang Paling Pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaraan al-qalam. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya ( Al-Alaq : 1-5 )


* * * * *



Hampir semua orang Islam tahu dan maklum tentang sejarah turunnya wahyu pertama. Jika ditanya, diluar kepala bisa dijawab.

Turunnya wahyu pertama merupakan petanda turunnya sebuah rahmat dan nikmat yang paling agung kepada seluruh umat manusia. Nikmat hidayah.

Bermula sebuah tugas yang berat dan paling mulia bagi sang kekasih Allah, Muhammad SAW.

Nah, ketika awalnya turun kebaikan yang besar itu, Jibril sampai memeluk dengan erat hingga sesak nafas baginda Rasul. Bahkan Jibril memaksa baginda rasul untuk membaca.

Ya, baginda Rasul dipaksa. Dipaksa untuk membacakan ayat-ayat Allah. Dipaksa untuk memerima wahyu yang dibawakan oleh Jibril. Bukan cuma sekali dipaksa, bahkan sampai 3 kali. Dipeluk hingga hampir apnea. Memang sudah tachypnea.

Bayangkan betapa beratnya beban pada diri Rasul. Anda pernah merasa dihimpit batu? Atau bahkan mungkin dihimpit makhluk halus? Mungkin sama rasanya.


Yang kadang-kadang kita dengar. Suara orang atau suara hati sendiri.

" Mak jangan paksa-paksa saya pakai tudung ya. Saya dah besar saya tahulah! "

" Kau apesal paksa aku solat nih? Macam bagus! "

" Aduh, terpaksa jaga ruang resusitasi lagi malam ini "

" Adik takmau makan sayur "

" Tak mau suntik! Tak mau suntik! Tak mau suntik! "

" Malasnya nak ikut usrah malam ni "

Sedare,baginda Rasul pun nak terima wahyu kena paksa dengan Jibril.

Sebuah kebaikan itu kadang kala memang memerlukan sebuah keterpaksaan.

Paksalah dirimu.








0

Usrah : Diri VS Umat

Insoft Monday, November 1, 2010


Kisah 1

“ Kami tidak akan meninggalkanmu sampai kamu mencela Muhammad atau memuji latta dan uzza ”

Syarat yang diletakkan oleh musyrikin itu sungguh berat. Tidak mungkin hati yang disinari nur iman dan Islam sanggup untuk melaksanakannya.

Namun Ammar ibn Yasir RA sudah tidak sanggup menahan dasyatnya siksaan demi siksaan. Cahaya matahari yang terik menjamah tubuhnya. Bahang yang panas membakar kulitnya terasa cukup menyakitkan. Batu besar yang menghimpit tubuhnya hingga terbenam dalam pasir yang panas membara. Bebanan emosi tatkala ayah dan ibunya yang tercinta sudah lebih dahulu pergi untuk menghuni taman syurga dengan menyandang gelar syahid. Tidak terdaya lagi bagi Ammar.

Dengan berat hati penuh terpaksa Ammar menuruti kehendak para musyrikin.Puas dan bongkak musyrikin Mekah akhirnya membebaskan beliau.

Dengan hati yang berat sambil bercucuran air mata, Ammar datang menemui Rasulullah SAW yang sebelumnya pernah menberikan kata semangat “ Sabarlah wahai keluarga Yasir, sesungguhnya kalian dijanjikan syurga” dan mengadukan hal itu kepada baginda Rasul.

Dan Allah menjawab dengan turunya ayat

“ Barangsiapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman ( dia mendapat kemurkaan Allah ), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman ( dia tidak berdosa)...”( 16 : 106).


Kisah 2

Umat Islam kembali resah. Riak kerisauan jelas terpancar di wajah-wajah kaum muslimin di Habsyah. Kata-kata Amr ibn Ash benar-benar bisa mengancam jiwa dan keselamatan mereka.

“ Wahai Tuan Raja, sesungguhnya mereka menyampaikan perkataan yang tak bisa dianggap enteng tentang Isa ibn Maryam “

Begitulah apa yang dilaporkan kepada Najasyi, sang raja yang beragama Kristian. Dihadapan semua para uskup yang menjadi penasihat di sebuah negara majaoriti Kristian.

Sang Raja lantas memanggil muslimin untuk menjawab pertuduhan itu.

Bagaimana ingin dijawab kepada Sang Raja?

Berkata benar bisa membahayakan diri?

Atau berselindung demi keselamatan bersama?

Tetapi mereka semua sepakat, untuk mengatakan apa yang telah diajarkan oleh insan agung, Rasulullah SAW.

Ja’far ibn Abu Thalib dengan yakin dan tegas menjawab

“ Kami akan mengatakan seperti yang dikatakan oleh Nabi kami, bahawa Isa adalah hamba Allah, RasulNya, RohNya dan KalimatNya yang disampaikan kepada Maryam, sang perawan suci “

Tanpa disangka oleh semua Sang Raja lantas bangun dan memungut potongan ranting di atas tanah sambil berkata

“ Demi Allah, Isa bin Maryam tidak berbeza jauh dengan apa yang engkau katakan, seperti potongan ranting ini.”

Para uskup mendengus tanda kurang berpuas hati dengan keputusan Raja.

“ Demi Allah, sekalipun kalian mendengus. Pergilah, kalian aman di negeriku.”

Pulanglah wakil musyrikin Mekah dengan kecewa kerana gagal mempengaruhi Sang Raja.

Kisah 3

"Hai Abu Ja’far apakah engkau susah melihat keadaanku?"

Imam Ahmad bin Hambal melontarkan soalan kepada Abu Ja’far Al-Anbari. Tangan Sang Imam dibelenggu. Badan Sang Imam penuh dengan kesan-kesan siksaan yang berat. Keengganan Sang Imam menuruti kehendak khalifah pada waktu itu menjerumuskan beliau ke dalam penjara dan siksaan yang berat.

"Tidak wahai Imam, engkau adalah pemuka umat, kerana umat manusia ada di belakangmu. Demi Allah, bila engkau mahu menjawab bahawa Quran itu makhluk, pastilah umat akan mengikutimu, dan bila engkau tidak mahu menjawab, maka umat juga tidak mahu menjawab seperti apa yang ingin engkau jawab. Bila engkau tidak mati dibunuh orang, pasti engkau juga akan mati dengan cara yang lain. Maka janganlah engkau mahu menuruti kehendak mereka" jawab Abu Ja’far.

Sang Imam bercucuran air mata.

Semakin teguh pendirian di hatinya.

Contoh yang terbaik

Kata bijak pandai, sejarah adalah guru yang terbaik.

Nah, apa yang dapat kita petik dari ketiga buah kisah di atas?

Ammar bin Yasir menyembunyikan kebenaran pada waktunya demi menyelamatkan dirinya. Dan keputusan ini dibenarkan oleh Allah dan RasulNya. Menyambunyikan keimanan di hati sedang lidah berhelah mengatakan kekafiran. Mengambil jalan selamat untuk dirinya.

Tetapi ketika kejadian yang hampir sama berlaku pada Ja’far bin Abu Thalib dan umat islam yang berhijrah ke Habsyah, mereka mengambil keputusan untuk berkata yang benar dan bakal membahayakan diri walaupun akhirnya mereka selamat dari petaka.

Hal yang sama pada Imam Ahmad bin Hambal. Sang Imam bisa sahaja mengakui kehendak khalifah ketika itu sekadar untuk melindungi dirnya sedangkan hatinya masih tidak membenarkan hakikat itu.

Persoalannya, apakah perbezaan antara Ammar bin Yasir, Ja’far bin Abu Thalib dan Imam Ahmad bin Hambal?


Prinsip kita : Diri VS Umat

Sungguh kita bersyukur kepada Allah SWT dengan apa yang telah terjadi dalam sejarah Islam yang sampai kepada kita.

Agar bisa kita jadikan panduan dan prinsip dalam kita menjalani kehidupan.

Sungguh kita sangat menghormati dan mencintai para tokoh pendahulu kita dari kalangan para sahabat, tabiin, tabi tabiin dan seluruh ulama yang kekal di jalan Allah. Mereka telah memperlihatkan contoh yang terbaik.

Tokoh-tokoh ini berbicara tidak memikirkan dirinya. Mereka meletakkan umat dihadapan berbanding diri mereka sendiri.

Mari kita semak bersama.

Keputusan yang di ambil oleh Ammar bin Yasir adalah untuk keselamatan dirinya sendiri. Keputusannya pada ketika itu sama sekali tidak mempengaruhi pendirian umat. Hanya pada saat itu keselamatan dirinya sahaja yang menjadi taruhan.

Berbeza di saat Ja’far bin Abu Thalib dan muslimin di hadapan Sang Raja Najasyi. Ketika itu jawapan yang keluar atas pendirian kaum muslimin ketika sedang diperhatikan dari segenap sudut. Sang Raja dan para uskup penasihat yang menjadi saksi bagi masyarakat agama kristian. Amru al- Ash menjadi saksi kamum musyrikin. Setiap kata-kata yang keluar akan menggambarkan prinsip agama Islam dan martabat kaum muslimin. Maka Ja’far bin Abu Thalib dengan yakin menyatakan yang haq.

Hal yang sama pada Sang Imam yang soleh. Apa yang keluar dari diri Sang Imam pada saat itu bakal menjadi panutan umat. Bayangkan aqidah umat jika Imam memilih keselamatan dirinya dahulu?

Pada saat ini,umat sedang diuji ujian yang sangat berat. Aqidah umat digoncang dan dihentam dari musuh di luar dan musuh dalam selimut. Prinsip dan harga diri umat Islam di cabik-cabik dan ditelanjangkan. Umat sangat dahagakan pimpinan dan pedoman dari para penerus para nabi. Para ulama warisatul anbiya’.

Sangat disayangkan dan amat malang bagi umat. Sebahagian mereka memilih diri mereka daripada umat.

Nah, sekarang lontarkan pertanyan kepada diri kita.

Kita memilih yang mana?

Apakah prinsip kita?

p/s : Maafkan diriku wahai blog. Lama tak update...


0

Semak samun meninggi...tebas dengan soalan

Insoft Wednesday, September 29, 2010

Lama sungguh aku tak jenguk blog ini. Semak samun dah meninggi. Cat pun sudah semakin pudar. Antara ketandusan idea dan kata-kata menterjemah idea, kesibukan kerja dan hasutan nafsu kemalasan akhirnya menjadikan blog ini sebagai mangsa. Maafkan daku wahai diriku dan blogku serta teman-temanku.

Aku ada berjanji dengan seorang kawan lamaku di sekolah dulu. Namun aku belum dapat memenuhi janjiku disini. Sejak sekian lama tidak bertegur sapa di alam realiti atau maya, tiba-tiba beliau menghubungi aku via FB. Ingatkan nak jempu makan nasi minyak, rupanya mahu bertanya soalan agama.

" Punyo la banyak ustat kek alam maya ni, sei juga kau tanyo? sei bukannyo ghoti do"

Tapi sebab member punya hal, dengar la dulu soalannya.

" Umak ai susah e soklan kau. Takpo nanti den cari dulu la tanyo-tanyo sapo-sapo dulu."

" Ok, nanti dah ado jawapan kau tulih la kek blog kau, den salu yo jonguk. Banyak sawang nampak sekarang"

Ha, sobab kau la den buek entry nih.

Tapi lum dapek jawapan yang memuaskan hati lagi. Dah soklan agamo yang susah kau tanyo ko orang amik medik, memang lambek la dapek jawapan.

Kembali bahasa normal.

Apakah yang beliau tanyakan?

" Nabi Isa sudah wafat atau belum dan diangkat kelangit? Kemudian akan turun kembali waktu kiamat? Ada kawan aku kata dalam quran kata sudah wafat. "

Sungguh soalan yang hanya wajar ditanyakan kepada ahlinya Paling tidak pun pada lulusan sekolah agama ternama di tanah air mahupun sekolah pondok. Aku kelas KAFA pun ponteng tengok TV cerita MaskMan. Soalan ada kaitan aqidah, silap belok masuk gaung langsung.

Aku belum mampu menjawab soalan ini. Ada aku baca perbahasannya tetapi mungkin perbahasan tahap tinggi dalam ilmu agama belum biasa bagiku yang mengaji quran pun tak tentu.


Aku kongsikan pada pembaca sekalian yang sudi baca blog ini soalan ini. Jika ada jawapan atau sekadar pandangan yang diambil dari mana-mana ustat,ustazah,tuan guru, tuan haji dan pak kiyai, boleh sertakan disini.

Setakat ini, pendirian aku, Nabi Isa masih hidup dan ada di langit. Aku taqlid pada Ustaz aku dulu di sekolah.






0

Perkonsian : Politik...

Insoft Friday, July 16, 2010




Salam alaykum..
Sebuah email dari seorang sahabat.
Persoalan biasa yang sering terdengar.
Sebuah perkongsian untuk wacana minda dan iman.
Nikmatilah...

Assalamualaikum wbt....

USTAZ,
saya ni bukanlah mewakili mana mana parti politik,dan saya ada soalan penting untuk ditanya kepada ustaz.Saya harap sangatlah ustaz dapat menjelaskan persoalan saya ni berdasarkan hujah dan dalil naqli Alquran dan juga hadis soheh.

Adakah menubuhkan sesuatu parti politik itu haram? Setahu saya di Arab Saudi tiada parti politik kerana katanya ia boleh memecahbelahkan umat. Jadi apakah hukumnya penubuhan parti politik ini? Kerana setahu saya semasa zaman nabi terdahulu tiada seorang nabi,para anbiya dan syuhada yg menubuhkan parti utk mendaulatkan Islam.Malahan penubuhan parti politik inipun sebenarnya bukan datang dari islam malahan ianya diasaskan oleh org kafir!

Lagipun, bukannya saya ni jahil sangat mengenai keadaan politik di negara ini. saya tahu bahawa pihak pemerintah pun banyak menyeleweng dari islam! Umat islam hanya akan bersatu dibawah kalimah laailahaillalah dan tiada pertikaian pun mengenainya! Tapi saya agak ragu ragu dgn memperjuangkan islam ini dgn menubuhkan parti!mengapa tidak boleh kita perjuangkan islam melalui cara dakwah spt pertubuhan tabligh tersebut?

Lagipun,saya dapati bahawa cara mereka berdakwah ialah dgn memantapkan iman dan amal.Saya berkata sedemikian kerana inilah baru kali pertama saya mengikuti tabligh selama 3 hari bertempat di Naza Plantations, Raub, pahang. Sepanjang saya mengikuti tabligh tersebut,Banyak perkara telah saya belajar. Tujuan tabligh inipun sebenarnya bukannya utk hanya berdakwah pada org,tapi utk mentarbiahkan diri sendiri,agar Iman dan amal dapat dimantapkan. Saya dapat merasakan sendiri persaudaraan islam,dan Allah telah merahmati dan memberkati kami dgn memberikan pengertian sebenar tentang hakikat kehidupan!!

Dan apa yg menakjubkan hati saya ialah ada diantara jemaah tabligh ini ada yg sebelum ini tak pernah sembahyang dan tak FAHAM apa itu agama pun, Menangis kerana keinsafan dan mula Faham akibat daripada usaha Ustaz yg memberikan syarahan, bayan dan majlis taalim mengenai Iman dan amal!!

Dan saya pun berfikir semula tentang usaha Parti Pas khususnya.banyak yg berbicara mengenai kepentingan kembali pada Alquran dan assunnah. Memang betul, usaha itu perlu disokong,tapi, kebanyakan masy. kita hari ini tak paham kenapa kena kembali pada Alquran dan sunnah, Sebab apa ustaz, SAYA percaya kerana iman dan amal mereka sendiri AMAT RAPUH!! Salah satu perkara yg amat amat ditekankan semasa tabligh itu ialah SEMBAHYANG BERJEMAAH. Kita boleh lihat betapa kosongnya masjid dan surau hari ini!!Jadi tak hairanlah masy.kita terus berada dalam kelalaian!!

Saya percaya jika pihak PAS menekankan usaha iman dan amal ini dalam dakwah dan ceramah mereka,insyaallah masy. akan mula paham!

Jadi saya amatlah berharap pada ustaz utk menerangkan kepada saya mengenai persoalan diatas. Saya yg tak ada ijazah agama ni tak tau apa pun! Kalau boleh penjelasan itu jangan lah terlalu bias. Pegang pada kebenaran..

Jazakallahu khairan kathira.

Jawapan Ustaz Ali Muda

Wa`laikumussalam warahmatuLlah.

Alhamdulillah, sdr telah diberi taufik oleh Allah s.w.t. utk memahami Islam atau sebahagian drp Islam. Daripada seorg yg kurang faham apa peranan agama menjadi seorg yg merasakan kemanisan hidup beragama. Bersyukur juga kerana sdr telah terlibat dgn salah sebuah pergerakan yg cintakan Islam dan ingin melihat Islam didaulatkan di bumi Allah s.w.t. ini, w/pun dgn caranya yg tersendiri.

Persoalan sdr ini berfokus kpd cara utk menegakkan Islam, setelah sdr bersetuju bahawa pemerintah umat Islam hari ini tidak boleh diharapkan utk mendaulatkan Islam secara syumul. Persoalannya apakah boleh Islam diperjuangkan menerusi penubuhan parti politik, yg menurut sdr, tidak pernah dilakukan oleh para nabi dan Nabi Muhammad s.a.w. Arab Saudi juga, menurut sdr, mengharamkan penubuhan parti politik kerana boleh memecahbelahkan umat.

InsyaAllah, saya akan menjawab persoalan sdr ini dgn cara akademik/ilmiah berdasarkan hujah tanpa bias kpd mana2 pihak, w/pun sdr sendiri telah menunjukkan kecenderungan sdr kpd satu pihak. Harapan saya, jika jawapan saya ini tidak menjurus kpd kecenderungan sdr, janganlah sdr anggap saya bias. Maka sukalah saya tegaskan bahawa saya juga tidak menganggotai mana2 parti politik kerana saya ingin bebas membuat penilaian berdasarkan ilmu yang saya belajar. Jika ilmu saya mengatakan 'itu', maka tiada siapa berhak menidakkan kebenarannya melainkan dgn hujah ilmu juga, bukan dgn sentimen, fanatik, prasangka dan sebagainya. Mungkin orang lain berpendapat berlainan berdasarkan ilmu juga, maka saya terima hal itu atas prinsip 'al-khilaf al-masyru`' (khilaf yg dibenarkan syarak), jika ia berada dlm lingkungan perkara cabang atau ranting (furu`), bukan pokok (Usul). Dan ILMU yg saya maksudkan ialah kefahaman yg mendalam terhadap sesuatu persoalan, dgn perantaraan alat2 yg disepakati utk menuju kpd kefahaman itu.


Jika persoalannya ialah berkaitan hukum atau pandangan Islam dlm sesuatu perkara, maka sudah pasti alat2 yg wajib utk menuju kpd kefahaman yg sebenar ialah kefahaman asas terhadap sumber Islam iaitu nas2 al-Quran dan hadis (yg sahih) serta perbahasan ulama yg muktabar ttgnya. Oleh kerana nas2 al-Quran, hadis dan perbahasan ulama muktabar itu kebanyakannya dalam B. Arab, maka kefahaman mendalam dlm bahasa itu adalah satu keperluan yg wajib. Tidak cukup setakat itu, kefahaman yg mendalam terhadap ilmu disiplin berhujah dgn al-Quran dan hadis (iaitu ilmu Usul al-Fiqh dan Qawa`id al-Fiqh) adalah juga suatu yg mesti dan wajib.

Berbalik kpd persoalan sdr, apakah masyru` (dibenarkan syarak) penubuhan parti politik utk menegakkan Islam?

Sdr beranggapan ia tidak masyru` berdasarkan hujah2: (1) Di Arab Saudi tiada parti politik kerana menurut mereka parti politik boleh memecahbelahkan umat, (2) Tiada seorang nabi dan para pejuang syuhada zaman dulu yg berjuang menegakkan Islam melalui parti politik, (3) Parti politik berasal drp sistem kafir, (4) Parti politik boleh digantikan dgn cara berdakwah kpd iman dan amal, spt yg dilakukan oleh Jamaah Tabligh.

Demikian hujah2 sdr. Tetapi saya ada hujah2 lain yg menunjukkan penubuhan parti politik Islam sebg suatu yg masyru` bahkan dituntut dlm zaman sekarang. Hujah2 saya spt berikut:

1) Tiada nas s/ada dlm al-Quran, hadis atau kata2 ulama terdahulu yg muktabar bahawa penubuhan parti politik itu dilarang syarak. Dlm syariah (Usul al-Fiqh), ada satu kaedah yg berbunyi "Aslul Asy-yaa' al-Ibahah" (Asal sesuatu perkara itu adalah harus). Semua perkara di dunia ini asalnya harus, melainkan setelah datangnya nas2 yg melarangnya, barulah hukumnya bertukar menjadi haram atau makruh, ataupun apabila datangnya nas2 yg menyuruhnya, maka ia pun bertukar menjadi wajib atau sunat. Antara haram dan makruh, atau antara wajib dan sunat, adalah berdasarkan sejauh mana larangan dan suruhan itu, dgn sokongan nas2 yg lain, yg difahami oleh ulama yg berkecimpung dlm bidang ilmu prinsip pengeluaran hukum Islam (iaitu ilmu Usul al-Fiqh), dgn sokongan ilmu yg luas ttg hadis Nabi s.a.w., yg merupakan praktis kpd seluruh hukum Islam yg wujud sebelum kemangkatan baginda.

Oleh kerana tiada nas yg melarang, maka penubuhan parti politik adalah harus. Itulah asal dan dasarnya.

2) Apabila kita bercakap mengenai parti politik Islam (iaitu parti yg berjuang utk mendaulatkan Islam), maka kita telah terkeluar drp asal dan dasar hukum tadi (harus). Hukum itu telah bertukar menjadi sekurang-kurangnya sunat, kalaupun tak wajib. Ini berdasarkan nas al-Quran yg bermaksud: "Dan bertolong menolonglah kamu dlm perkara kebajikan dan taqwa, dan janganlah kamu bertolong menolong dlm perkara dosa dan permusuhan…" (Al-Maidah: 2). Jika parti Islam bertujuan utk bergabung tenaga menegakkan Islam, bagaimana ia dikatakan haram, sedangkan ia bertepatan dgn kehendak ayat tersebut? Apatah lagi tiada satu nas pun yg melarangnya.

3) Walau bagaimanapun, jika kita merujuk kpd nas yg lain, kita dapati penubuhan parti politik dlm sebuah negara demokrasi spt Malaysia adalah dituntut oleh syarak. Ada nas yg bermaksud "Sesungguhnya Allah menyukai orang2 yg berjuang di jalan-Nya dlm satu saf (barisan/front/ organisasi) seumpama sebuah bangunan yg berdiri teguh…" (Al-Saf: 4). Alangkah bodohnya umat yg ingin melihat Islam tertegak di muka bumi, tanpa membuat persediaan yg lebih baik drp kaum yg ingin merobohkan Islam atau yg berpura-pura cinta Islam (spt yg sdr sendiri faham), ataupun sekurang-kurangnya membuat persediaan yg setanding dgn musuh itu. Adakah Allah s.w.t. akan menolong dgn mukjizat semata-mata tanpa wujudnya usaha yg tersusun dan sistematik drp para pejuang? Sedangkan Nabi s.a.w. sendiri tidak diberikan mukjizat melainkan setelah banginda bekerja keras siang malam dgn tulang empat kerat.

Kalaulah musuh ada barisan/front/ organisasi yg memonopoli sistem demokrasi, apakah pejuang Islam perlu pejam mata dan pekakkan telinga saja atas alasan demokrasi, parti politik dan pilihanraya adalah sistem ciptaan org kafir!!?? Apakah patut pejuang Islam membiarkan saja kerusi eksekutif yg berkuasa mencipta undang2 ke atas umat di dewan rakyat, parlimen, dewan undangan negeri dll diduduki oleh puak yg benci kpd Islam secara zahir batin atau secara batin sahaja (terlihat kebenciannya secara luar kawalan/ tak sengaja)? Realiti dan hakikatnya, sama ada rakyat suka atau tidak, org yg menduduki kerusi2 eksekutif itulah yg mencipta, menggubal, meminda atau membatal undang2 sebaik sahaja mereka berkuasa setelah menang dlm pilihanraya 'demokrasi'. Bila mereka memiliki kuasa itu, persetankan sahaja kehendak rakyat terbanyak. Mereka kata mereka telah diberi mandat selama 5 tahun, kalau tak setuju, tunggu 5 tahun!! (W/pun mandat itu diperolehi secara penipuan spt undi pos yg menjadi taboo kpd pembangkang) . Bila mereka kata kita tak boleh laksanakan hukum jenayah dlm al-Quran (hudud), rakyat (termasuk org yg cintakan al-Quran dan Islam spt sdr) terpaksa terima. Bila mereka kata harga barang itu ini dinaikkan, semua rakyat terpaksa bayar w/pun perit. Bukanlah susah utk mencipta beberapa rasional di sebalik kenaikan harga barang itu dgn sokongan sedikit 'statistik' atau 'angka' yg entah betul ke tidak. Rakyat terima ajelah. Bila mereka nak langgar perjanjian yg mereka sendiri buat, rakyat pun terpaksa akur, sebab mereka masih berkuasa sebg kerajaan pusat.
Jika itu realiti dan hakikat posisi kuasa pd hari ini, kenapa pejuang Islam perlu mengasingkan diri dan lari drp merebut peluang utk melaksanakan Islam melalui kuasa? Apakah Nabi s.a.w. mampu melaksanakan Islam tanpa kuasa yg diusahakan? Bukankah perpindahan dr Mekah ke Madinah (Hijrah) itu sebg satu strategi utk mempraktikkan Islam melalui kuasa politik/pemerintaha n di sebuah negara yg bebas dan berdaulat (w/pun bukan secara parti politik spt hari ini)? Secara logiknya, adakah baginda akan berjaya menegakkan Islam tanpa berhijrah mendapat sebuah negara yg berkuasa politik? Adakah Islam akan boleh dilaksanakan sepenuhnya tanpa sebuah negara dan isitem yg beas dan tersendiri? Bukankah baginda telah boleh berdakwah, beriman dan beramal di Mekah? Kalau dah boleh, kenapa sibuk2 mengajak para Sahabat r.a. berhijrah? Sedangkan beramal di Mekah itu mendapat pahala yg paling besar?

Jawapan kpd soalan2 di atas ialah "kuasa eksekutif itu adalah asasi utk mempraktikkan Islam secara syumul di bumi Allah s.w.t. ini". Zaman Nabi s.a.w. ia (kuasa eksekutif) itu didapati melalui hijrah dan jihad di medan, manakala zaman ini (dlm konteks M`sia dan kebanyakan negara), ia diperolehi melalui pilihanraya.

Kita perlu faham, Islam itu bukan sekadar iman dan amal spt solat, zakat, haji, zikir atau baca al-quran shj. Kalau itulah shj Islam, Nabi s.a.w. tak perlu berhijrah, sebab semua itu boleh dilakukan di Mekah, dgn pahala yg paling besar lagi. Itu semua amal individu, kalau tak ada negara dan kuasa pun kita boleh amalkan ibadat2 itu. Tetapi Islam lebih luas drp itu. Ada banyak lagi suruhan Allah s.w.t. yg tidak boleh dilaksanakan jika Islam tidak mempunyai negara atau kuasa berdaulatkan al-Quran dan sunnah, spt suruhan melaksanakan hudud (sistem kawalan jenayah secara Islam), suruhan melaksanakan ekonomi Islam secara total tanpa campuran riba, suruhan jihad memerangi musuh yg mengkhianati umat Islam, suruhan mengharamkan segala yg diharamkan Allah s.w.t. (spt arak, judi dll) dan menghalalkan segala yg dihalalkan-Nya (tazkirah bulan Ramadhan, ceramah agama, perhimpunan aman dan segala perkara yg bukan bertujuan jahat) dan yg paling besar sekali ialah suruhan menyebarkan rahmat kpd sekalian alam. Hampir semua pemimpin umat Islam hari ini tidak melaksanakan agenda terbesar Islam ini kerana mereka bernegara dan kuasa sekular. Org bukan Islam, khususnya kuasa2 barat semakin memandang lekeh kpd Islam di zaman pemimpin2 Islam sekular berkuasa kini. OIC? ...diketawakan saja!! Malaysia negara contoh?? …nampaknya lebih kpd syok sendiri!!

4) Kalau demikianlah hal dan realitinya hari ini, maka tak mungkin hanya dgn berdakwah keluar 3 hari, 10 hari, 40 hari, sebulan, 4 bulan bahkan setahun sambil beramal ibadat individu (solat, zakat, haji, zikir, baca al-Quran dan seumpamanya) ; tak mungkin dgn cara itu saja negara Islam akan tertegak spt Nabi s.a.w. pernah sunnahkan di al-Madinah al-Munawwarah. W/pun saya tak nafikan amalan2 itu juga adalah baik. Tetapi baik semata-mata tanpa strategi jangka pendek dan panjang, lebih dekat kpd sia2. Apakah amal sebegitu telah menepati kehendak Allah s.w.t. kita berjuang dlm satu saf/barisan/ front/organisasi seperti sebuah bangunan yg terpacak teguh tanpa goyah dek sebarang gegaran? Sedangkan musuh (yg jelas atau yg spt musang berbulu ayam) sedang enak menjahanamkan Islam yg syumul bawaan Nabi s.a.w., kita masih asyik berbalah ttg apakah boleh berparti politik.

Maka dlm konteks hari ini, berparti politik utk menegakkan Islam adalah lebih dekat kpd wajib berdasarkan satu prinsip al-Qawa`id Al-Fiqhiyyah yg berbunyi "Maa laa yatimmu al-waajib illaa bihii fahuwa waajib" (Sesuatu perkara, yg tidak akan sempurna perkara yg telah wajib melainkan dengannya, maka perkara itu menjadi wajib juga hukumnya). Mendaulatkan Islam secara syumul (menyeluruh) s/ada dlm bidang akidah, akhlak, ibadat, muamalat, munakahat, jinayat, jihad, dan sebagainya itu adalah satu kewajipan yg telah pasti berdasarkan nas2 yg telah sedia ada dlm al-Quran dan hadis sahih. Tetapi banyak bidang itu tidak dpt dilaksanakan tanpa wujudnya negara, kuasa dan sistem Islam yg memimpin. Maka mewujudkan negara, kuasa dan sistem Islam itu wajib hukumnya.

Dlm konteks hari ini, negara, kuasa dan sistem itu tak akan dapat dicapai melainkan dgn cara2 spt: pilihanraya demokrasi (di kebanyakan negara umat Islam w/pun demokrasi palsu), revolusi (spt Iran 1979), reformasi (spt Indonesia, Filipina). Dua cara terakhir itu boleh mengakibatkan mudharat dan tumpah darah, maka hendaklah dielakkan selagi ada jalan yg lebih selamat, iaitu pilihanraya demokrasi.

Oleh kerana pilihanraya demokrasi itu hanya boleh disertai oleh parti politik berdaftar, maka menjadi kewajipanlah kpd pejuang Islam utk mendaftarkan paling kurang sebuah parti politik yg khusus utk menegakkan Islam. Kalau tidak, tak boleh masuk pilihanraya. Kalau tak boleh masuk pilihanraya, tak mungkin akan dapat duduk di kerusi eksekutif itu. Kalau tak duduk, tak mungkin berkuasa dlm realiti negara hari ini!! …………Ada sesiapa lagi yg nak menidakkan realiti semasa secara membuta tuli???

5) Kalau pemerintahan dah OK (adil, bersih, bertanggungjawab macam al-Khulafa' al-Rasyidin) , memang tak perlu kpd parti2 politik, sebab memang boleh menyebabkan perpecahan. Tetapi apakah pemerintah hari ini boleh membuktikan keadilan, kebersihan dan kebertanggungjawaba n spt para khalifah yg dipuji oleh al-Quran dan mendapat didikan secara langsung drp Nabi s.a.w. itu? Tak ada!!… termasuklah kerajaan Arab Saudi sendiri. Kalau dah macam khalifah, tak kan dia benarkan tanahnya digunakan oleh Syaitan Terbesar (USA) sebg pangkalan utk menyerang saudara Islamnya di Iraq. Sebaliknya, ketidakwujudan parti politik langsung spt di Saudi lebih membawa kemudaratan kpd umat kerana pemerintah boleh berbuat apa saja tanpa siapa berani menegur.

6) Tidak semua perkara yg dicipta oleh org bukan Islam/kafir itu haram diguna pakai oleh umat Islam (spt sistem pilihanraya dan parti politik). Yg menjadi haram sesuatu perkara itu bukan sebab ianya dicipta oleh org bukan Islam, tetapi sebab dah ada nas yg mengharamkannya.

7) Tak semua perkara yg Nabi sa.w. tak buat, maka kita pun tak boleh buat. Nabi s.a.w. tak buat jalan raya berturap, bangunan tinggi2, pejabat agama, masjid surau yg banyak, tabung haji, dsb.nya. Tapi apakah kita pun diharamkan membuat perkara2 baik itu atas alasan baginda tak buat? Jadi kalau baginda tak buat parti politik yg sama sebijik macam hari ini pun, apa salahnya kita kreatif sikit dlm perjuangan Islam ini, demi melawan kekuatan sistem musuh?

8) Parti politik Islam pun bukan hanya berpolitik saja, mereka juga mendukung agenda dakwah, iman dan amal. Bahkan dakwah, iman dan amal yg lebih luas lagi drp yg tak berparti politik. Cuma kalau ada sikit2 kelemahan tu, memang manusia tak ada yg sempurna. Perbaikilah mana2 yg tak sempurna tu, setelah sedar dan tahu dasarnya betul dan tepat dgn kehendak Islam. Jgn kerana beberapa kelemahan itu, kita pun turut memusuhinya atau lebih sedih lagi kita pergi sokong parti jahiliyah pula. Ini yg parah nih!!

Kalau Jamaah Tabligh amat menitikberatkan pasal solat secara berjemaah di masjid (dan inilah yg sepatutnya), ajaklah ahli2 parti Islam berjemaah sama. Jgn kerana beberapa kerat yg tak berjemaah (atau yg tak solat pun ada), maka Tabligh terus hukum ahli parti Islam sebg tak beramal. Cuba Tabligh pergi dengar kuliah2 ilmu para pemimpin parti Islam itu, bukankah mereka berdakwah kpd iman dan amal juga?? Bila dah ramai sangat tu, biasalah ada yg nakal seorg dua. Itu perlu ditegur dan dinasihat, bukan dihukum jahat terus. Ahli Tabligh pun ada yg masih tak selayaknya. Kalau Tabligh kata mereka berusaha meningkatkan diri dlm jamaah, begitu juga ahli2 parti Islam. Oleh itu, bekerjasamalah. Jgn hentam menghentam atau undi parti sekular pulak. Daftarlah sebg pengundi yg sah dan berilah undi utk parti yg memperjuangkan Islam.

Sekian jawapan saya seikhlasnya, wassalam `ala man ittiba`a al-huda.

4

Madame Ekaterine Corsova Fyodorovna.

Insoft Thursday, June 24, 2010
Madame Ekaterine Corsova Fyodorovna.

Kenal dengan nama ini? Siapa kenal angkat tangan.

Ya, wanita ini bukanlah siapa-siapa. Benar. Wanita ini cuma satu watak yang diciptakan dalam sebuah novel terbaru dari seorang penulis fenomenal. Bahkan bukan watak utama novel. Entah watak keberapa aku tak tahu.

Adakah ini Madame Ekaterine?

Sekilas aku membaca novel itu, Madame Ekaterine tidak terlalu menjadi perhatianku. Mungkin kerana jalan cerita tetang beliau sangat tipikal dan bisa dibaca jalan ceritanya. Seperti lazimnya cerita Cerekarama mahupun Akasia.

Tapi perbualan dan soalan dari seorang sahabatku beberapa ketika yang lalu membawaku mengingatinya.

“ Akhi, ana mahu minta pendapat anta. Tentang persoalan teman hidup. “

“ Berat persoalan teman hidup ni. Ana pun belum selesai. Tapi tidak mengapa, apa dia?”

“ Apa pendapat anta jika ana nikah dengan bukan ahli gerakan? Bukan ahli mana-mana jemaah? Ana yakin dia pasti tidak akan membenarkan ana keluar usrah pada waktu malam. Ana tidak mahu futur.”

Seorang sahabat yang aku kenal solehah sejak daripada sekolah dan hingga ke universiti sentiasa istiqamah dalam gerak kerja dakwah dan tarbiyah dalam banyak lapangan dari kerja sosial hingga membantu gerakan politik.

Kini beliau menghadapi sebuah persoalan yang besar dalam membuat keputusan penting dalam hidup.

Bakal teman hidup bukan dari kalangan yang mengikuti gerakan dan jemaah. Jika beza jemaah tidaklah begitu merisaukan.Ini tidak terlibat langsung. Dan bakal menjadi ketua keluarga.

Sebuah persoalan yang sangat wajar.

Seorang yang sudah ditarbiyah dari bangku sekolah bahkan dari dalam didikan keluarga dengan corak tang kental nilai-nilai Islam. Dakwah menjadi makanan harian. Usrah dan halaqah menjadi kerinduan. Tamrin dan daurah tidak terlepaskan. Pasti inginkan seorang pasangan hidup yang minimal sekufu dengan itu. Yang sentiasa memahami tiap apa yang dilakukan bahkan menyokong sepenuh cinta.


Tetapi realiti seringkali dikatakan kejam.

Aku percaya pasti ada lagi yang memiliki persoalan seperti ini. Lebih-lebih lagi mengingatkan pernyataan sahabatku yang memiliki motor berwarna oren

“ Lelaki yang berkualti semakin berkurang. Kasihan wanita-wanita solehah.”

Aku cuma menganggukkan kepala.

Kembali ke Madame Ekaterine.

Tidak perlu aku ceritakan dengan terperinci tentang watak novel yang satu ini. Yang belum membaca novelnya, sila cari tahu sendiri.

Cukuplah aku katakan wanita yang rambutnya separuh putih mempunyai jasa yang besar. Beliau adalah antara sukarelawan yang membantu pelarian perang dari Gaza. Tepatnya di Sabra dan Shatila. Jika hari ini realitinya boleh kita raikan seperti sukarelawan Mavi Marmara atau Rachel Corrie. Bahkan beliau sempat menyelamatkan seorang anak perempuan Palestin dan dijadikan anak angkat.

Tetapi itu sebelum beliau berkahwin.

Tahu siapa yang menjadi teman hidup beliau?

Suami beliau, Eber Jelinek, seorang yahudi tulen yang bangga dilahirkan sebagai yahudi yang menurut para rabai dan hakhom, manusia pilihan Tuhan di muka bumi.

Lebih parah lagi, anak perempuan Palestin yang beliau selamatkan dididik oleh suaminya hingga menjadi agen Mossad dan hidup bergelumang dosa.

Seorang wanita yang berjuang untuk rakyat paletin berkahwin dengan yahudi tulen.

Sudah gila agakanya.

Tetapi Tuhan itu Maha Bijaksana dan Maha Pengasih.

Madame Ekaterina terus berjuang dalam kapasiti beliau hingga akhirnya berjaya membuka hati anak Palestina yang menjadi agen mossad untuk kembali hijrah kepada cahaya Islam.

Bahkan akhirnya menjadi wanita yang berjaya meluluhkan hati Muhammad Ayyas untuk mendoakannya menjadi teman hidup atau anugerah syahid ke atasnya.


Nah,apa kaitannya Madame Ekaterine dengan persaoalan teman hidup sahabatku tadi?

Mencari teman hidup yang soleh apatah lagi seorang yang melibatkan diri dalam jemaah dan gerak kerja dakwah adalah satu yang menjadi keutamaan.

Namum, seperti mana langit yang tidak selalunya cerah, hidup juga tidak selalunya indah. Mungkin ada yang mendapat sebaliknya.

Tetapi, ini bukanlah satu yang perlu selalu dikesalkan. Jika itu sudah menjadi sebuah ketentuan, terimalah dan teruskan perjuangan. Walau bagaimana keadaan sekalipun dalam hidup.

Kawan-kawan yang tidak mendukung. Ibu bapa yang selalu menghalang. Keluarga yang selalu memandang sinis. Poket yang selalu kosong. Perut yang selalu kenyang. Kerjaya yang selalu mendesak.

Teman hidup yang tidak memahami.

Selama-lamanya bukanlah alasan untuk kita berhenti berjuang ataupun berfikir akan futur.

Seperti Madame Ekaterine yang berjodoh dengan yahudi tetapi tetap terus berjuang dengan kemampuannya akhirnya membuahkan hasil anak yang solehah.

Jika dengan menjadi seorang isteri anda tidak mampu untuk ikut usrah, jangan pernah menganggap itu jauh dari perjuangan. Perjuangan lebih besar dari itu.

Jika anda tidak mampu untuk ikut sebuah usrah atau halaqah, pastikan diri ini mendidik dan membina zuriat yang menjadi naqib dan murabbi yang bakal membina 10 bahkan 100 lagi usrah di masa depan.

Perjuangan itu cukup luas.

Teruskan bekerja. Biarlah Allah dan orang-orang beriman melihat dan menilai kerja-kerja itu.

Mungkin ada yang mengatakan “ dalam novel, bolehlah reka jalan cerita”.

Percaya dan yakinlah, aku sudahpun berjumpa dengan insan yang hampir sama di bumi Malaysia.

Selamat berjuang dan bekerja.

0

Beberapa?

Insoft Monday, May 24, 2010

“ Apakah interpretasi anda pada satu perkataan ini? ”

“ BEBERAPA”

Seperti biasa, sebelum ke poliklinik setiap pagi, aku akan menyempatkan diri menonton berita di televisyen. entah kenapa, pagi itu bukan berita yang ada, tetapi rancangan bersama motivator terkenal Indonesia, Pak Mario Teguh.

“ Jika saya katakan di belakang ruang ini ada BEBERAPA orang sedang bermesyuarat, berapa oragkah yang ada? ”

Soal Pak Mario kepada para hadirin.

3-4 orang ”

“ 2-10 orang ”

Tidak terbatas ”

“ 100 orang ”

“ 4-7 orang ”

Berbagai-bagai jawapan yang diterima dan diberikan oleh para hadirin.

“ Jika anda sedang bekerja dengan atasan anda, atasan anda meminta anda untuk membuatkan kopi untuk BEBERAPA tetamu atasan anda, berapa banyakkah kopi yang anda akan buat ? ”

“ Anda memahami BEBERAPA adalah 3-4 orang. Apa yang akan terjadi jika atasan anda memahami BEBERAPA adalah 100 orang bahkan tidak terbatas? ”

Hanya sebuah perkataan dari bahasa yang sama bisa menimbulkan bermacam pemahaman sehingga boleh menimbulkan konflik. Bayangkan terhadap pelbagai persoalan dan kejadian yang ada dalam kehidupan kita.

Jika anda BELUM MEMAHAMI maksud orang lain sehingga melihat adanya PERBEDAAN, BERSABARLAH dan cuba memahaminya perlahan-lahan. Kerana boleh jadi apa yang dimaksudkan oleh orang itu SAMA dengan apa yang anda maksudkan.

Salam Super...

P/S : Jangan sampai konflik dan sengkata bukan disebabkan perbeza pendapat atau pandangan, tetapi kerana kita TIDAK SABAR terhadap sesuatau yang kita tidak paham.

"Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar." (3: 146)

0

Diari Doktor Alwi

Insoft Tuesday, March 30, 2010
30 Mac 2010

Hari ini aku mengikuti diskusi dan laporan pagi para pesakit yang masuk ke wad bersalin Hospital Dr Sulaiman seperti biasa. Cuma ada 2 kes yang diperkatakan. Masa yang Cuma 1 jam tidak memungkinkan untuk diskusi dengan lebih lanjut. Ada pesakit yang melahirkan kembar. Alhamdulillah selamat keduanya.

Sesi tutorial bersama doktor Abu Bakar bermula agak lambat. Mungkin ini kali pertama kami bertemu setelah 3 minggu aku berada di hospital daerah lain. Agak lambat juga menyediakan pemancar LCD dan komputer. Mujur Doktor Abu Bakar sangat baik dan sempoi. Yeah!

“ Tidak ada yang bodoh. Yang ada cuma kebodohan”. Kata-kata yang masih aku ingat waktu tutorial dari Dr Abu Bakar. Benar juga ya. Manusia itu tidak bodoh, cuma kadang-kadang berada dalam kebodohan. Wah, tinggi bahasa Dr Abu Bakar. Aku Cuma tersenyum dan mengangguk. Jadi, anda tidak bodoh, tapi tolong, jangan biarkan diri anda terus berada dalam kebodohan. Haha. Lucu juga.

Selesai tutorial yang juga cuma sejam, sesi Bersama Pakar pula. Kerana kumpulan aku sahaja yang belum mengikuti sesi ini, bilik diskusi tutorial tadi dijadikan tempat bertemu. Kali ini bersama Prof. Zaleha. Oh, aku ingat. Beliau pantang jika ada yang memanggil beliau doktor. Mesti prof! Hahaha. Aku Cuma ketawa di dalam hati. Padaku sama sahaja. Aku kan sempoi. Tapi mungkin beliau telah penat lelah belajar, keluar duit yang bukan sedikit. Ilmunya juga tinggi. Pengalaman usah cerita. Bertimbun. Sedikit penghargaan kepada beliau tidak ada salahnya ya. Bukan kena bayar pun. Cuma aku beberapa kali mengulang perkataan ‘prof’ diam-diam. Takut tersasul. Haru pulak nanti.

Meskipun tidak habis kerana tiba-tiba prof Zaleha mendapat panggilan tentang pesakitnya yang tiba-tiba ada masalah, ada yang terkesan di hati dan pemikiranku diskusi bersama beliau. Beliau menyampaikan bagaimana untuk seorang ibu itu selamat daripada sebelum hamil, hamil, bersalin dan seterusnya menyusukan. Namun sesi ini beliau lebih banyak berkongsi pengalaman-pengalaman beliau.

Beliau menceritakan bagaimana beliau terpaksa mengambil keputusan sama ada untuk menggugurkan kehamilan atau tidak. Jelas jika ingin menggugurkan kandungan pasti ia adalah kandungan yang tidak di inginkan. Dalam undang-undang di negara ini, tidak boleh seorang doktor melakukan aborsi atau menggugurkan kandungan. Tetapi beliau berkata keadaan di masyarakat tidak semudah itu.


Contoh mudah jika seorang itu dirogol lalu hamil. Pasti anak yang lahir itu hasil dari peristiwa hitam yang pahit. Juga beliau menceritakan tentang seorang pelajar menengah rendah yang dirogol oleh bapa saudaranya sendiri. Pelajar itu pernah datang kepada beliau untuk minta digugurkan. Tetapi beliau enggan. Tidak lama selepas itu, beliau menerima berita bahawa pelajar itu mengalami gangguan mental yang sangat berat. Belum lagi kisah seorang mahasiswi yang beliau tolak untuk aborsi akhirnya diberitakan di akhbar telah meninggal akibat aborsi di dukun.

Cuma ada sedikit yang kurang aku setuju dengannya ketika membahaskan faktor kehamilan yang berbahaya adalah hamil dibawah umur 20 tahun, beliau mengatakan pengaruh wanita di negara ini untuk bernikah awal adalah kerana faktor agama. Umur 13 tahun sudah risau mahu nikah.Waktu itu temanku Arif mengatakan budaya tetapi disanggah. Dan terang-terang beliau mengaitkannya dengan agama majotiri masyarakat di negara ini.

“ Ibu bapa di sini lebih bimbangkan anaknya belum menikah ketika sudah akil baligh berbanding anaknya yang cerai awal”. Itulah kata-katanya yang aku ingat.

Hmmm...

Pada aku, aku setuju jika dikatakan budaya. Kerana agama tidak pernah memaksa penganutnya ke arah perkara yang mudarat. Jika hamil umur terlalu muda bahaya, ya jangan dulu hamil. Tapi mungkin pemahaman beliau sama dengan peribahasa ‘biar mati anak, jangan mati adat’. Aku berlapang dada dengan pendapat beliau.

Beliau juga ada menyalahkan golongan agama kerana adanya undang-undang menghalang menggugurkan anak. Mungkin kerana pelbagai masalah di masyarakat yang terlalu banyak hingga memaksa untuk menggugurkan anak seperti cerita-cerita beliau.

Sekali lagi aku sedikit tidak senang dengan pernyataan beliau. Tapi aku positif sahaja. Bahkan aku merasa kasihan kepada beliau dan doktor-doktor sakit puan yang lain. Mereka dihadapkan dengan penghujung kepada masalah. Tahu-tahu datang sudah berisi. Akhirnya menjadi sulit dan dilema untuk membuat keputusan.

Jika ditinjau dari aspek agama, masalah itu harus diselesaikan daripada puncanya. Sama prinsipnya dengan mencegah itu lebih baik daripada mengubati. Tiada kehamilan yang tidak dikehendaki atau kehamilan luar nikah jika tidak ada seks bebas. Tidak ada seks bebas jika tidak ada hubungan ikhtilat yang tidak terkawal. Tidak ada hubungan tidak terkawal jika semua taat kepada agama. Tidak ada taat kepada agama melainkan hati yang tunduk pada Tuhan. Jika tahapan-tahapan itu dilepasi, ya keputusan juga semakin sulit. Yang jadi mangsa siapa? Doktor juga yang pening.

Haih...

Hari ini cukup banyak yang ku dapatkan. Moga esok lebih baik ya. Semoga duniaku semakin hari semakin damai dan makmur dengan mengenal Tuhan.

Adios...

dr Alwi Amin

6

Pengembaraan Arif dan Kamarul

Insoft Saturday, March 27, 2010
Sofa bergaris hijau muda dan kuning di hadapan kamar tunggu doktor ruangan persalinan dijadikan alas tidur yang enak oleh doktor muda Arif dan Kamarul. Mereka berdua mendapat giliran menjaga ruang persalinan pada malam itu. Jam di dinding sudah menunjukkan angka satu. Malam itu sepi tanpa pesakit yang datang. Mungkin hujan yang lebat pada petang hari telah menenggelamkan jalan masuk ke Hospital Daerah Rajayala pada malam itu. Memang sudah lumrah di daerah ini sering banjir jika hujan deras terus turun tanpa henti hingga menyebabkan air dari sungau Citarung melimpah ke daerah rumah penduduk dan jalan raya. Peluang sebegini tidak disiakan oleh mereka berdua untuk tidur setelah seharian lelah di poliklinik dan ruang bedah.

Tiba-tiba.
“ Doktor, ada pesakit baru datang. Ibu hamil ke empat. Letak melintang dengan bahu sudah masuk ke pintu ke pintu atas pinggul. Sudah tdak bisa ditolak ke atas” bidan yang jaga bersama pada malam itu tiba-tiba masuk mengejutkan kedua doktor muda itu.

“ Letak lintang? Ini kes kecemasan berat, “ separuh sedar Arif bingkas bangun mencapai steteskop dn langsung ke arah pesakit yang sedang mengerang kesakitan.

“ Doktor senior Joseph gagal dihubungi. Aku pergi mengejutnya” Kamarul meluru keluar menuju ke kamar doktor senior.

Memang jika ada kecemasaan berat, doktor senior harus dihubungi segera.

“ Periksa tekanan darahnya. Bunyi jantung janin berapa kak?”

“ 154 kali seminit dok” jawab bidan muda yang sedang memeriksa ibu itu.

Si ibu terus mengerang dan mengeluh kesakitan. Nafasnya sudah tidak teratur. Baju yang dipakai basah dengan keringat yang terus mengalir.

“ Maaf ya makcik, saya periksa sebentar” Arif segera memeriksan bahagian rahim dengan merabanya dari luar untuk memeriksa kedudukan janin.

“Sudah diperiksa bahagian dalam?” tanya doktor senior Joseph yang tiba bersama-sama Kamarul.

“ Belum dok. Saya menunggu doktor. Tapi detak jantung janinnya masih bagus”

“ Ini mesti dibedah segera. Jika tidak rahim boleh terkoyak. Berlaku pendarahan yang membahayakan ibu dan janin” kata doktor Joseph setelah selesai melakukan pemeriksaan.

“ Doktor, petugas ubat bius di bilik bedah tidak ada. Saya sudah menghubunginya tetapi telefon bimbit ditutup. Telefon rumah tidak diangkat.

“Apa? Jam berapa baru dia boleh datang?” bulat mata doktor Joseph terkejut bercampur marah.

“ Saya tidak tahu doktor. Selalu jam empat pagi baru boleh dihubungi.”

“ Ya Allah, masih ada 4 jam. Bolehkah ibu ini bertahan?” Kamarul mengerutkan keningnya.

“Berikan ubat tokolitik. Kamu berdua terus periksa dan jaga ibu ini. Periksa detak jantung janin tiap sejam. Hati-hati dengan tanda-tanda rahim yang koyak,” arah doktor Joseph ke Arif dan Kamarul.

“Baik doktor,” Arif dan Kamarul serentak.

Jarum jam menunjukkan angka 4.

Petugas bius masih belum dapat dihubungi.

“ Doktor, bagaimana anak saya? Sakit terus menerus dari malam,” ibu kepada pesakit yang bersama menjaganya bertanya ke Kamarul.

“ Makcik, saya tidak dapat berbuat apa-apa. Doktor bedah sudah ada. Masalahnya petugas bius tidak dapat dihubungi dari malam tadi.”

Perasaan marah dan geram bersarang di hati Kamarul. Tidak sanggup melihat pesakit yang terus mengerang dari awal masuk ke hasopital hingga sekarang.

“ Kalau mahu tidur jangan menjadi petugas bius di bilik bedah,” bentak Kamarul dalam hati.

“ Kasihan anak saya doktor,” si ibu pesakit terus mengeluh ke Kamarul.

“ Maafkan saya makcik,” Kamarul Cuma mamapu memerhatikan sambil tangannya mengurut belakang pesakit dengan harapan bisa menenangkannya.

“ Kamarul, berapa detak jantung janin?” doktor joseph tiba-tiba muncul.

“ Terbaru saya periksa 177 kali seminit” jawab Kamarul sedikit terkejut.

“ Ayuh bawa pesakit ke ruang bedah,”

“ Petugas bius sudah datang doktor?”

“ Baru sampai.”

Kamarul memandang jam tangannya.

Jarum menunjukkan angka 9.

Hati Kamarul membara.

* * * * *


Tengah hari itu, di ruang perbincangan.

“ Seorang ibu berumur 40 tahun hamil anak pertama 30 minggu datang kepada kamu. Tekanan darah ibu 140/100 mmHg. Ujian lab terdapat proteinuria +1. Apa yang bakal kamu lakukan?” soal Doktor Wani, doktor specialis sakit puan.

“ Diakhirkan kehamilannya doktor. Dilakukan pembedahan,” jawab doktor muda Siti.

“ Benar doktor. Tekanan darah ibu tinggi dan sangat berbahaya. Rawatan terbaik ialah dengan terminasi kehamilan ibu,” doktor muda Yen bersetuju dengan Siti.

“Ibu ini sudah 40 tahun baru hamil anak pertama. Kamu semua tahu penyebab terbanyak kematian bayi adalah bayi lahir tidak cukup bulan,” ujar doktor Iwan.

“ Siti, berapa umur kamu?”

“ 26 tahun,”

“ Jika pesakit ini kamu dan kamu bernikah, baru hamil umur kamu 40 tahun, apa keputusan kamu? Tetap terminasi kehamilan?”

Semua doktok muda di bilik perbincangan terdiam.

Berfikir sendiri.

“ Cuba kamu semua letakkan diri kamu sebagai pesakit itu. Baru kamu boleh membuat keputusan,” sambung doktor Wani.

“ Saya sudah boleh menjangkakan kamu akan menjawab terminasi kerana kamu baru selesai di Hospital Petai Dua. Doktor spesialis di sana bilang begitukan? Beliau itu guru saya dahulu waktu saya mahu ambil spesialis. Saya pernah berbahas dengan beliau tentang keputusannya ini. Ya, asalkan kamu ada dasar kamu membuat keputusan, kamu boleh berbeza dengan guru kamu.”

Arif menjeling ke arah Kamarul sambil berbisik, “ Serupa Imam Syafie dengan gurunya Imam Malik. Bebas berpendapat tanpa buruk sangka”

“ Aku teringatkan petugas bius malam tadi. Bagaimana jika isterinya yang sakit ya? Geram aku,” ujar Kamarul sambil mengempal buku lima.

Keduanya menghela nafas panjang.

2

Secebis buat IMAN

Insoft Tuesday, March 9, 2010
" Aa kasep, batik ini dipakai oleh Pak SBY "

Mengenakan batik yang sama persis seperti seorang pemimpin nombor satu negara. Bangga.

" Andre Arshavin pun pakai but yang aku pakai ni "

But yang sama dengan pemain bola yang hebat. Macho.

" Aku sekeluarga memilih tema warna ungu lembut untuk baju raya tahun ini "

Sekeluarga yang disayangi mengenakan baju yang sama. Ceria.

" Ana dan isteri sama-sama minat senireka dalaman"

Berkongsi sesuatau yang sama dengan insan yang dicintai. Bahagia.

" Enak sungguh gula-gula arab tadi "

Menelan gula-gula arab bersama sabahat-sahabat yang dikasihi. Tidak terlupakan.

" Dari pagi tadi kelas penuh. Petang mesyuarat IMAN. Malam ada usrah di masjid. Letih dan penat betul."

Keletihan dan kepenatan ini telah sama bahkan lebih telah dirasai oleh Muhammad SAW yang agung lebih 1431 tahun yang lepas. Kepahitan dan kepedihan telah sama ditelan oleh para sahabat yang mulia di sepanjang sejarah.

Berkongsi sekelumit rasa dengan sang kekasih hati yang agung?

Tidak tergambarkan.

p/s : Laukana bainana...sebuah kerinduan.




0

Sharing :Apa khabar hati?

Insoft Tuesday, February 16, 2010


Assalamualaikum sahabat

Apa khabar hati?

Masihkah ia embun?
Merunduk tawaddhuk di pucuk daun...

Masihkah ia karang?
Berdiri tegar menghadapi gelombang ujian...

Apa khabar iman?

Masihkah ia bintang?
Terang benderang menerangi kehidupan...

Apa khabar saudara ku?
Apa khabar saudari ku?

Dimana pun engkau berada,
Semoga Allah sentiasa melindungi dan memelihara dirimu, hatimu dan imanmu.

Saudara saudari ku,
Semoga kita tetap dipersatukan untuk selalu berjuang di jalan Nya

p/s : Sebuah pesanan ringkas elektronik yang masuk ke telefon bimbitku di suatu petang yang dingin. Jazkk buat sahabatku, akhi Abdurrahman yang mengirimkannya. Ana anta wa anta ana.



 
Copyright 2010 InSoft...